Kualitas Pondok Pesantren Dulu, Kini dan Nanti

Februari 17, 2010 pukul 1:10 pm | Ditulis dalam education | Tinggalkan komentar

Pesantren adalah model pendidikan tertua diIndonesia bahkan didunia. Kelahiran para ulama’ dan fuqoha adalah bukti kesuksesan dalam sistem pembelajaran itu sendiri. Kita ambil potret pondok pesantren masa dulu untuk perbandingan dengan sistem pembelajaran pondok pesantren saat ini. Banyak sisi dari berbagai segi yang menunjukkan perbedaan antara pondok pesantren tempo dulu dan sekarang.

  • Pesantren tempo dulu

Suasana tawadhu’ dan khidmat menyelimuti keasrian pondok pesantren. Keikhlasan, kealiman, istiqomah dan tawadhu'(rendah hati) dan ketelatenan sang kyai adalah modal utama yang dapat memproduk santri yang allamah dan berakhlak mulia sekaligus sebagai bendera kesuksesan pesantren dalam mencetak ulama’, zu’ama dan fuqoha. Disamping itu ketekunan santri dalam belajar, menjauhi ma’siat dan meninggalkan segala larangan dan kewira’ian orang tua dalam memberi nafkah kepada anaknya sangat dijunjung.

Dengan bermodalkan itu semua rata-rata santri dulu dari satu pesantren pulang kekampung halaman langsung menjadi kyai atau minimal jadi ustad yang mumpuni dan diakui masyarakat, tanpa mengikuti pendidikan selanjutnya.

Sayangnya pesantren salaf produktif kini jumlahnya sangat terbatas atau hanta sekitar 10% dari total 14.798 pesantren dengan jumlah santri 2.057-814 sesuai data departemen kesehatan ketika membagikan bantuan dana kesehatan pondok pesantren pada tahun 2006(NU.Online tanggal 8 september 2006). lalu sisanya hampir berubah menjadi “rumah kos”.

  • Pesantren sekarang

Setelah mengetahui potret pondok pesantren tempo dulu, kini kita bandingkan dengan gaya pondok pesantren masa kini yang rata-rata berembel-embel kata”MODERN”. Sekarang semua pesantren kelihatannya tidak lagi mampu memberikan banyak harapan masyarakat, orang tua dan wali santri, karena banyak pesantren yang sudah berubah menjadi lembaga formal/negri dan mengesampingkanformalitas pesantren yang sesungguhnya. Pengaruh tuntutan zaman yang menuntut agar setiap siswa yang telah mentamatkan sekolahnya harus memiliki ijazah untuk melanjutkan keperguruan tinggi, bahkan untuk mencari pekerjaan. Tidak hanya itu selain skill dan ijazah, kemampuan berbahasa asing pun dituntut pula dalam perkembangannya.

Selain pengaruh extern pengaruh intern yang sangat kronis adalah perbedaan kekiaian yang dimiliki kyai sekarang dengan kyai pesantren tempo dulu sangat jauh beda. Bahkan sekarang banyak kyai yang lupa dengan jadwal pengajiannya karena sibuk dengan kampanye, orasi caleg dan undangan pengafian. Keterlibatan kyai dalam gerakan politik dan sejenisnya telah menghancurkan nilai, mutu dan citra pesantren. Itulah realita banyak pesantren saat ini. Pesantren sekarang lebih mengutamakan gengsinya didunia modern, dan pada akhirnya mereka berkata bahwa semua ini adalan tuntutan zaman. Kemerosotan mutu pondok pesantren seperti ini sangat menghawatirkan.

Menghadapi perkembangan duni global yang menantang didepan kita, dimana tantangan kompetensi pendidikan nasional dan daerah harus mamapu menata sistem pendidikannya dengan pendidikan akhlak agar kemajuan global tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan pola pikir masyarakat dan tidak menyalahi dari sendi-sendi agama islam sebagaiana umumnya dianut oleh bangsa indonesia.

Kompresi internasional pertama tentang pendidikan islam dimekkah pada 1977 merumuskan tujuan pendidikan islam sebagai berikut: “Pendidikan bertujuan memcapai pertumbuhan kepribadian manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasional; perasaan dan indra. Karna itu pendidikan harus mencakup pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya: spiritual, intelektual, imajinatif ilmiah, bahasa, baik secara individual maupun kesempurnaan tujuan terakhir perwujudan dan kedudukan yang sempurnaa kepada Allah S.W.T baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia”.

Maka, idealnya pesantren kedepannya harus bisa mengimbangi tuntutan zaman denganmempertahankan tradisi dan nilai-nilai kesalafannya. Pertahankan pendidikan formal pesantren khusus kitab kuning dari ibtidaiyah sampai aliyah sebagai KBM wajib santri dan mengimbanginya dengan pengajian tambahan, kegiatan ekstra seperti les bahasa inggris, dan skill lainnya. Memnuhi kebutuhan masyarakat dengan tetap mempertahankan tradisi salaf dengan berbagai aspek lahir dan batin adalah tuntutan yang harus dipenuh oleh pesantren fika tidak ingin ditinggalkan karena dikatakan tertinggal. Dan kemampuan pesantren untuk berdiri sendiri dan mencetak santrinya menjadi ulama’, fuqoha dan ustad yang siap terjun dimasyarakat adalah bukti keberhasilan pesantren itu, seperti yang telah disinggung diawal tadi.

Al-Amin Islamic Boarding School adalah salah satu pesantren yang menyeimbankan antara sistem pendidikan salaf dengan sistem modern. Mengorientasikan agar santri dapat menguasai kitab kuning, bahasa(arab dan inggris), dan penerapan sikap kepemimpinam(leadership). Dengan visi dan misi yang aji meluruskan panji-panji agama islam “ilmu amaliyah, amal ilmiyah, akhlakul karimah”.

Wallahua’lam…….

Tinggalkan sebuah Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.